Perkembangan Masuknya Islam di Indonesia
Agama Islam masuk ke Indonesia,
tepatnya di daerah Aceh, pada pertengahan abad ke-7 Hijriah (12 Masehi). Pada
tahun 1205 M tercatat sebuah penguasa muslim bernama Raj Johan Syah yang
menguasai wilayah sampai ke Semenanjung Melayu. Pedagang-pedagang dari timur
datang ke Indonesia karena pada saat itu Indonesia adalah negara dengan letak
berdagang paling strategis di dunia.
Cikal bakal keberadaan
Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau
abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk
komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada
penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Islam
mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong
menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.
Pada abad
ke-16 Masehi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama islam. Kerajaan-kerajaan
bercorak islam pun bermunculan. Kerajaan pertama di Indonesia adalah Samudera
Pasai yang didirikan oleh Sultan Malik As-Saleh di Aceh. Kerajaan Samudra Pasai
diperkirakan berdiri sekitar abad ke-13M. Kerajaan ini berlangsung hingga
1524M. Pada tahun 1521M kerajaan ini ditaklukan Turki.
Sementara itu di Jawa proses
penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082M. Pengaruh
Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat
dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas
pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku. Masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai
kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam
melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
Di Sulawesi, terutama bagian
selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang
kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah
Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
Penyertaan peran 9 wali Allah atau di sebut dengan wali
songo pun tidak bisa di tinggalkan. Beliau menyebarkan agama islam dengan cara
berseni atau cukup hanya berbicara masalah kehidupan. Masing-masing wali Allah
itu menyebarkanagama islam rata-rata menurut nama yang akrab kita sebagai awam
kenal, contoh nya sunan gresik beliau menyebarkan agama islam di daerah gresik
dan sekitarnya. Nama-nama wali songo antara lain:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcvUemjo5zXBkhrHv5OMzKO_3XdW5_6h7ZpZqY4m7PaUq1hQWoNaNAkq7LEnBv2C-2EeJo9b8Qd-uyw0qGZZCVXUdInm_1SheFdiwbgyRW0_WJ6yXQPTraFqR6bfkHl-y6QzADnqAa-Rk/s1600/walisongo.jpg)
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Manfaat dari perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai
berikut:
1. Kehadiran para
pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi
Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu
kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2.
Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat
berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3.
Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam
hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan
masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu
membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
4.
Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk
situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan
sejarah lainnya.
5.
Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk
mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan
dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan
umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak
sebanding.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar