Sabtu, 24 Mei 2014

Nuke Hanifa (29)



Perkembangan Masuknya Islam di Indonesia

Agama Islam masuk ke Indonesia, tepatnya di daerah Aceh, pada pertengahan abad ke-7 Hijriah (12 Masehi). Pada tahun 1205 M tercatat sebuah penguasa muslim bernama Raj Johan Syah yang menguasai wilayah sampai ke Semenanjung Melayu. Pedagang-pedagang dari timur datang ke Indonesia karena pada saat itu Indonesia adalah negara dengan letak berdagang paling strategis di dunia.
                Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

              Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.
                Pada abad ke-16 Masehi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama islam. Kerajaan-kerajaan bercorak islam pun bermunculan. Kerajaan pertama di Indonesia adalah Samudera Pasai yang didirikan oleh Sultan Malik As-Saleh di Aceh. Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan berdiri sekitar abad ke-13M. Kerajaan ini berlangsung hingga 1524M. Pada tahun 1521M kerajaan ini ditaklukan Turki.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082M. Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku. Masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
             Di Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
Penyertaan peran 9 wali Allah atau di sebut dengan wali songo pun tidak bisa di tinggalkan. Beliau menyebarkan agama islam dengan cara berseni atau cukup hanya berbicara masalah kehidupan. Masing-masing wali Allah itu menyebarkanagama islam rata-rata menurut nama yang akrab kita sebagai awam kenal, contoh nya sunan gresik beliau menyebarkan agama islam di daerah gresik dan sekitarnya. Nama-nama wali songo antara lain:
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik).
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).

Manfaat dari perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
1.      Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2.      Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3.      Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a.      Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b.      Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
4.      Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5.      Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6.      Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar