Sultan Agung Seorang Budayawan
Sultan Agung adalah raja Mataram yang berusaha membuat
suasana harmonis antara kebudayaan Jawa dengan nilai-nilai Islam. sultan Agung
menaruh perhatian besar pada kebudayaan Mataram. Sultan Agung sangat piawai melakukan rekayasa
sosial, bukan hanya di bidang politik dan ekonomi melainkan juga dalam hal
kebudayaan.
Dalam proses perkembangannya, masyarakat Mataram sebelumnya telah
mengenal tradisi-tradisi yang bersumber dari Agama Hindu dan Budha yang berasal
dari India. Masyarakat Mataram telah memilih secara selektif pengaruh
kebudayaan dari luar tersebut dan melakukan perpaduan budaya dengan kebudayaan
Islam yang dibawa oleh para wali. Sultan Agung memiliki wawasan yang luas
dengan selalu menerima unsur budaya luar dalam rangka memperkaya kebudayaan
yang telah ada.
Sultan
Agung menaruh perhatian besar pada kebudayaan Mataram. Ia memadukan Kalender
Hijriyah yang dipakai di pesisir utara dengan Kalender Saka yang masih dipakai
di pedalaman. Hasilnya adalah terciptanya Kalender Jawa Islam sebagai upaya
pemersatuan rakyat Mataram. Selain itu, Sultan Agung juga dikenal sebagai
penulis naskah berbau mistik, berjudul Sastra Gending.
Di lingkungan Keraton
Mataram, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus dipakai
oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama
lain. Bahasa ini digunkana supaya tercipta rasa persatuan di antara penghuni
istana. Sementara itu, Bahasa Sunda juga mengalami perubahan sejak Mataram
menguasai Jawa Barat. Hal ini ditandai dengan terciptanya bahasa halus dan
bahasa sangat halus yang sebelumnya hanya dikenal di Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar