Rabu, 21 Mei 2014

Masitha Sekardini (22)

MISTERI LUKISAN MONA LISA

Mona Lisa

Mona Lisa, atau La Gioconda (La Joconde), adalah lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan ini sering dianggap sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang menjadi pusat perhatian, studi, mitologi, dan parodi. Lukisan ini dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Musée du Louvre di Paris.

Lukisan setengah badan ini menggambarkan lukisan wanita yang tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang sering dideskripsikan sebagai enigmatik atau misterius. 



12 Desember 1913, hubungan Italia dan Perancis memanas akibat ditemukannya lukisan Monalisa di apartemen milik Vincenzo Peruggia di Florence. Peruggia adalah orang Italia pecinta seni yang sangat gigih berjuang untuk mengembalikan lukisan karya Leonardo da Vinci itu ke tempat asalnya. Menurut Peruggia, seharusnya lukisan paling terkenal di dunia itu seharusnya berada di museum Italia, bukan di Louvre, Perancis. Ia kemudian menyuruh Eduardo de Valfierno untuk mencurinya dari Louvre. Tugas itu berhasil dilaksanakan pada 21 Agustus 1911. Sebelum menyerahkannya kepada Peruggia, Valfierno sempat menghubungi Yves Chaudron untuk membuat tiruannya, dan terjual enam kopi yang semuanya dibeli oleh warga Amerika Serikat. Sementara Peruggia kemudian menyimpan aslinya di apartemennya, hingga kemudian ditemukan.

Penemuan kembali Monalisa itu justru karena ulah Peruggia sendiri yang menjual lukisan aslinya kepada sebuah galeri – Galeri Uffizi di Florence yang kemudian memamerkannya di seluruh Italia. Louvre yang sudah menjadi ‘pemilik’ lukisan itu menang. Monalisa pun kembali ke Perancis. Geger hilangnya Monalisa itu sempat membawa-bawa nama penyair Perancis, Guillaume Apollinaire yang pernah berkoar-koar akan ‘membakar’ Louvre. Atas bantuan dari temannya, seorang pelukis juga terkenal, Pablo Picasso, Apollinaire akhirnya dibebaskan meski sempat ditahan dan dipenjara.

Tidak banyak yang tau bagaimana Monalisa bisa sampai ke Perancis. Hanya saja, ada sebuah catatan yang menyebut jika Raja Francis I dari Perancis membeli lukisan itu dan kemudian menyimpannya di Museum Louvre sejak 1797. Sejak itulah, Monalisa berganti kewarganegaraan menjadi warga Perancis, bukan lagi warga Italia.
Soal banyaknya karya seni yang dibuat oleh seniman sebuah negara kemudian menjadi milik negara lain, bukan hanya dalam kasus Monalisa. Banyak lukisan dan karya seni lain yang terkenal dengan nasib yang sama. Biasanya tergantung dari siapa pemilik resmi terakhir lukisan itu. Lukisan karya Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro misalnya, itu tadinya milik Belanda, tapi kemudian dikembalikan ke Indonesia dan dipajang di Istana Merdeka. Banyak lagi lukisan lain dengan nasib yang sama, bahkan juga yang sebelumnya adalah hasil curian atau hasil jarahan selama perang.


Giorgio Vasari, seorang sejarawan renaisans Italia yang pertama kali menulis soal itu, berdasarkan catatan Leonardo da Vinci sendiri. Menurut Vasari, Monalisa adalah lukisan Lisa Gherardini, istri Francesco del Giocondo seorang pedagang sutra kaya yang meminta da Vinci membuatkan lukisan istrinya itu. Mona itu artinya Nyonya dari kata Madonna, jadi Monalisa kurang lebih ya artinya Nyonya Lisa. Da Vinci sendiri tidak pernah member nama lukisannya seperti itu, tapi kemudian nama itulah yang terkenal.


Menurut banyak ahli, foto itu justru gambaran perempuan cantik masa itu, badannya berisi, melambangkan kesuburan. Ini beda sama cantik versi sekarang yang justru langsing dan cenderung kurus. Tapi yang bikin Monalisa itu terkenal adalah karena kasus pencuriannya itu. Leonardo da Vinci-nya sendiri sudah punya banyak karya lain yang sama terkenalnya, The Last Supper misalnya. Tapi lukisan potret Monalisa ini justru yang paling misterius soal kisah di balik pembuatannya. Banyak spekulasi, ada yang menganggap itu wanita idamannya da Vinci lah, padahal menurut cerita, da Vinci malah penyuka kaum sejenis, salah satunya kepada asistennya sendiri, Salai, yang kemudian diwarisi lukisan Monalisa itu.


Berikut adalah tiga lukisan wajah yang dibuat oleh Leonardo da Vinci. Monalisa, potret diri Leonardo da Vinci, dan sosok Jesus dalam lukisan The Last Supper. Ternyata, dalam model dalam lukisan itu hampir sama ..

Bagian atas : Mona Lisa - Selfie - Yesus 'The Last Supper'
Bagian bawah : MonaLisa+Selfie - Yesus+Selfie

Hal ini pernah ditayangkan di BBC channel oleh peneliti, dan kita bisa mencoba menirunya dirumah. Garis wajah ketiga tokoh dalam lukisan ini punya kemiripan. Karena itu, banyak dugaan lain yang berkaitan dengan tokoh-tokoh lain yang dilukis oleh da Vinci yang ternyata menggunakan model orang yang dekat dengannya. Salah satunya, lukisan John The Baptist yang diduga menggunakan Salai, pembantunya, sebagai model. Entahlah…


Banyak pelukis yang sering memberi cap pada hasil lukisannya, juga banyak pelukis yang punya ciri khas –entah disengaja atau tidak disadari sama sekali—berupa kesamaan bentuk, garis, warna atau apalah. Nah, mungkin ini juga salah satu ciri itu. Atau bisa jadi, menurut para ahli, Leonardo memang jenius sehingga membuat ‘cap’ yang unik dalam bentuk model lukisannya..


Itulah bedanya dengan kita. Kita punya banyak seniman. Kita punya banyak karya seni yang bagus. Tapi kepedulian kita terhadap karya-karya itu sangat kurang. Ulasan karya seni banyak yang hanya di permukaan, tak menyentuh aspek penciptaan, proses kreatif, kepribadian seniman, dan lain-lain. Kita juga kurang menghargai karya-karya seniman kita, akhirnya banyak karya seniman kita yang dihargai di luar, tetapi diacuhkan di dalam negeri. Di sini, ketika dipajang di museum hanya digeletakkan begitu saja tidak menarik untuk dilihat, tidak menarik untuk diteliti, tidak menarik untuk diceritakan. Akhirnya, banyak benda seni yang kemudian dicuri dan diselundupkan ke luar dengan iming-iming harga tinggi. Di sini kemudian diganti sama barang palsu, yang baru ketahuan setelah bertahun-tahun kemudian setelah benda aslinya entah ada di mana..



Source - Thanks To :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar